Rocky Gerung Sindir Gibran: Jangan Jadi Wakil Presiden Kalau Tak Paham Konsep!

- Selasa, 29 April 2025 | 14:00 WIB
Rocky Gerung Sindir Gibran: Jangan Jadi Wakil Presiden Kalau Tak Paham Konsep!




GELORA.ME - Pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.


Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui kanal YouTube GARUDA TV, Rocky menyindir ketidakmampuan Gibran dalam menyampaikan gagasan secara utuh, terutama saat berbicara di ruang publik.


“Itu pentingnya punya pengetahuan, coba belajar sedikitlah ekonomi one o one, public policy, apalagi logic supaya nggak bicara sesuatu yang ya keluh kesah kayak surat pembaca itu. Kan ini memperlihatkan, tim ini harusnya brief Gibran itu,” kata Rocky dikutip YouTube GARUDA TV Selasa (29/4/2025).


Rocky juga menyoroti penampilan Gibran yang dinilainya gugup saat membaca teks di acara resmi, yang kemudian memicu gelombang sindiran dari netizen.


“Bayangkan, Gibran wakil presiden bicara, setelah dibicara netizen bully dia dan nggak bisa dijawab. Kenapa gugup baca teletex, baca prompter pun terbata-bata gitu. Artinya konsepnya nggak ada di kepala. Kalau konsepnya ada di kepala, pakai fasilitas apa pun akan lancar aja bicara itu,” ucap Rocky menegaskan.


Dalam pandangannya, posisi Gibran sebagai wakil presiden tampak seperti hasil pemaksaan yang tidak didukung oleh kapasitas berpikir yang memadai.


“Itu saya bilang tadi, sayang sekali Pak Wapres ini dipaksa untuk naik kelas yang nggak dia mampu itu. Disuruh ngomong lama-lama, disuruh ngomong human security, disuruh ngomong environment ethic, macam-macam yang akhirnya bolong itu. Kasian tuh,” tuturnya.


Rocky menutup komentarnya dengan menyarankan agar Gibran diberikan dukungan dalam bentuk pembinaan cara berpikir, bukan sekadar pelatihan teknis berbicara.


“Jadi saya juga mau membantu kalian, backup betul-betul Pak Gibran itu dengan cara berpikir. Cara berpikirnya dulu, baru cara mengucap itu. Kalau cara berpikir bagus, cara mengucap itu dengan sendirinya mewakili cara berpikir,” pungkasnya.


Dapat Kritik Warganet, Gibran Tetap Didukung Wamensesneg Berkomunikasi Lewat YouTube


Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro memberikan apresiasi terhadap langkah Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming, yang semakin aktif mengunggah video monolog di saluran YouTube pribadinya.


Menurut Ardiantoro, inisiatif ini merupakan cara yang baik dalam menyampaikan informasi langsung dari pejabat publik kepada masyarakat, agar publik tidak menerima informasi yang bias atau salah.


"Kadang-kadang informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar, karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres," ujar Ardiantoro saat ditemui di acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) se-Jabodetabek di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).


Ardiantoro menjelaskan bahwa Gibran telah menggunakan YouTube untuk mengomentari berbagai isu terkini, seperti bonus demografi, perkembangan sepak bola, hingga program hilirisasi.


Hal ini bertujuan agar masyarakat mendapatkan informasi yang lebih akurat dan tidak terpengaruh oleh narasi yang sudah dimanipulasi.


"Kami mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya, masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning/framing sehingga bias informasi," lanjutnya.


Ardiantoro juga menegaskan bahwa sebagai pejabat publik, tugas Gibran adalah menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan isu-isu penting lainnya.


"Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara, salah satu pekerjaan Pak Presiden, Pak Wapres, para menteri ya bicara, menyampaikan hal yang menjadi kebijakan, masa orang bicara dilarang," tuturnya.


"Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam, yang penting pesannya sampai ke masyarakat,” tambahnya.


Sebelumnya, unggahan video Gibran di YouTube sempat menuai perhatian publik, dengan beberapa warganet memberikan reaksi negatif, termasuk memberi tombol dislike, karena dianggap kurang meyakinkan.


Meski begitu, Ardiantoro tetap mendukung penggunaan platform digital untuk komunikasi langsung yang lebih terbuka. 


Sumber: Fajar

Komentar