Di Amazon Ditemukan Kota Kuno Yang Diperkirakan Memiliki Kebudayaan Lebih Besar Dari Peradaban Suku Maya

- Selasa, 16 Januari 2024 | 14:31 WIB
Di Amazon Ditemukan Kota Kuno Yang Diperkirakan Memiliki Kebudayaan Lebih Besar Dari Peradaban Suku Maya

GELORA.ME - Para arkeolog telah berhasil menemukan jaringan luas kota-kota kuno yang tersembunyi di hutan hujan Amazon sejak 2.500 tahun yang lalu. 

Penemuan ini sekaligus mengubah apa yang diketahui tentang sejarah masyarakat yang tinggal di Amazon.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Kamis, 11 Januari 2024 di jurnal Science, jaringan perkotaan kuno tersebut adalah habitat pra-Hispanik yang sangat terstruktur, dengan jalanan lebar dan panjang, jalan lurus, serta alun-alun.

Baca Juga: Wisata Religi ke Astana Giribangun, Makam Soeharto dan Ibu Tien yang Selalu Ramai Dikunjungi Peziarah

Selain itu, sekelompok platform monumental juga telah ditemukan di Lembah Upano, Amazon Ekuador, di kaki Andes Timur.

Penemuan ini dimulai dengan penelitian lapangan sebelum menerapkan metode penginderaan jauh yang disebut deteksi dan jangkauan cahaya, atau LiDAR, yang menggunakan sinar laser untuk mendeteksi struktur di bawah kanopi pohon yang lebat.

Penulis utama studi tersebut, Stéphen Rostain, seorang arkeolog dan direktur penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (CNRS), menggambarkan temuan tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa.

"Situs ini lebih tua dari situs lain yang (pernah) kami ketahui di Amazon. Kita memiliki pandangan Eurosentris tentang peradaban, tetapi ini menunjukkan bahwa kita harus mengubah gagasan kita tentang apa itu budaya dan peradaban," ucap Rostain.

Sementara itu, salah satu penulis yang juga berpartisipasi dalam penelitian tersebut, Antoine Dorison, mengatakan penemuan ini dapat mengubah cara kita memandang budaya Amazon. 

"Kebanyakan orang membayangkan kelompok-kelompok kecil, mungkin telanjang, tinggal di gubuk-gubuk dan membuka lahan. Penemuan ini menunjukkan bahwa orang-orang (peradaban) kuno hidup dalam masyarakat perkotaan yang rumit," ungkapnya.

Baca Juga: Kymco Munculkan Produk Matic Baru Untuk Bersaing di Kelas 150 CC, DIklaim Mampu Menempuh Jarak 37 KM Per Liter

Para arkeolog menggabungkan pekerjaan penggalian dengan survei area seluas 300 kilometer persegi (116 mil persegi) menggunakan sensor laser untuk dapat mengidentifikasi reruntuhan kota di bawah vegetasi dan pepohonan yang lebat. 

Teknologi LiDAR ini menemukan 6.000 platform persegi panjang berukuran sekitar 20 m (66 kaki) kali 10 m (33 kaki) dan tinggi 2 hingga 3 m. 

Platform-platform tersebut disusun dalam kelompok yang terdiri dari 3 sampai 6 unit mengelilingi sebuah bujur sangkar yang berfungsi sebagai platform pusat.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tigaaksara.com

Komentar