VIEWJABAR - Banyak fenomena alam yang akan dan sudah terjadi jelang akhir tahun. Salah satunya adalah fenomena Badai Matahari.
Para ahli astronomi mengingatkan fenomena Badai Matahari akan mencapai masa puncaknya pada tahun 2025 mendatang.
Sedangkan Badai Matahari itu sendiri adalah lonjakan pelepasan energi yang terjadi melalui titik-titik tertentu, dipicu karena terjadinya gangguan magnetik seiring tidak seragamnya kecepatan rotasi bagian permukaan Matahari dan interior Matahari.
Ketidakseragaman kecepatan rotasi ini membuat garis gaya magnetik matahari bisa saling berbelit dan membentuk busur yang menjulur keluar dan fotosfer.
Busur-busur itulah yang kemudian memerangkap plasma Matahari, suatu satu saat akan putus dan menghasilkan badai Matahari.
Sementara itu, Badai Matahari di Indonesia tak sebesar di daerah yang berada di lintang tinggi sekitar kutub bumi, ini disebabkan letak Indonesia berada di khatulistiwa.
Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini Kota Bandung dan Sekitarnya, Minggu 14 Januari 2024
Kendati demikian Indonesia bisa bebas dari dampak Badai Matahari, sebab cuaca antariksa akan banyak berpengaruh pada gangguan sinyal radio frekuensi tinggi (HF) serta navigasi berbasis satelit.
Seorang peneliti Pusat Antariksa BRIN Johan Muhammad mengatakan, dampak yang dirasakan Indonesia tidak sebesar daerah yang berada di lintang tinggi seperti di sekitar kutub Bumi. Hal ini dikarenakan letak Indonesia yang berada di khatulistiwa.
“Di Indonesia, cuaca antariksa akibat aktivitas Matahari dapat mengganggu komunikasi antarpengguna radio HF dan mengurangi akurasi penentuan posisi navigasi berbasis satelit, seperti GPS,” kata Johan Muhammad seperti dikutip dari laman BRIN.
Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini Kota Bogor da Sekitarnya, Minggu 14 Januari 2024
Ia menyebutkan, karena semakin tingginya ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap teknologi satelit dan jaringan ekonomi global, maka gangguan pada satelit dan jaringan kelistrikan di wilayah lintang tinggi seperti kutub akibat cuaca antariksa, tentu dapat berpengaruh terhadap kehidupan manusia di Indonesia secara tidak langsung.
BRIN, lanjutnya, hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak panik dan tidak mudah termakan hoaks yang beredar berkaitan dengan badai matahari.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: viewjabar.com
Artikel Terkait
Perempuan ini review jujur kue ulang tahun murah The Harvest, cuma Rp50 ribuan: Kemasan premium dan free totebag!
Megawati banyak dikira pakai tindik, dr Soni ungkap yang dipakai anak Soekarno adalah Plugs Nasal Filter, harganya di bawah Rp100 ribuan?
Ramalan Zodiak hari ini, Minggu 4 Februari 2024: Aries cobalah kencan kilat, Taurus finansial lagi baik-baik saja
Ken and Grat review Indomie goreng lokal vs luar negeri, ternyata berbeda dari segi ini: Mienya tipis, rasanya lebih...