Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap alasan baru memutar rekaman suara hasil sadapan yang mengungkap perintah ibu dalam sidang kasus korupsi yang menjerat Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Rekaman itu didapati pada 2020 silam.
"Kalau pertanyaannya kenapa di persidangan yang lalu tidak disajikan jawabannya sudah paham ya, karena pada saat itu memang tidak dibutuhkan atau belum dibutuhkan untuk disajikan," ujar Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Tessa Mahardhika Sugiarto, Sabtu (26/4/2025).
Tessa menjelaskan barang bukti apapun yang dihadirkan di dalam persidangan tak terlepas untuk menerangkan sebuah perkara. Seluruh barang bukti yang hendak disajikan juga merupakan hak dari jaksa.
"Jadi kalau pertanyaannya kenapa ya karena memang saat ini rekaman tersebut diperlukan untuk disajikan dalam perkara yang sedang disidangkan," tutur dia.
Namun demikian Tessa juga tak mengetahui persis sosok ibu yang dimaksud. Dirinya pun perlu mengkonfirmasi kepada penyidik terkait hal itu.
"Iya karena itu munculnya di sidang ya, munculnya di sidang tentu nanti saya perlu tanyakan dulu ya ke penyidiknya apakah memang ini materi yang sudah muncul di penyidikan atau belum dan siapa sih yang dimaksud sosok ibu itu," tutup Tessa.
Sekadar informasi, Jaksa penuntut umum (JPU) KPK memutar rekaman hasil sadapan percakapan antara eks anggota PDIP, Saeful Bahri dengan mantan anggota Bawaslu, Agustiani Tio.
Hal itu terjadi dalam sidang perkara pemeriksaan Tio dalam kasus suap yang juga menjerat Hasto. Jaksa menyebut rekaman tersebut diambil pada 6 Januari 2020 silam.
"Tadi Mas Hasto telepon lagi bilang ke Wahyu 'ini garansi saya, ini perintah dari ibu dan garansi saya, jadi bagaimana caranya supaya ini terjadi'," kata Saeful ke Agustiani dalam rekaman suara yang diputar.
Sumber: okezone
Foto: KPK Buka-bukaan soal Bongkar Rekaman Sadapan Perintah Ibu di Sidang Hasto
Artikel Terkait
Sindir Preman Berseragam Ormas, Danjen Kopassus: Ogah Kerja, Mau Pendapatan Besar!
Wow! Polres Pamekasan Siapkan Rp 10 Juta bagi yang Punya Informasi Bandar Narkoba DPO
Jokowi Berdoa di Depan Peti Jenazah Paus Fransiskus
Jokowi Diutus ke Pemakaman Paus: Matahari Kembar Padam di Vatikan?