Tiap Hari Rumahnya Dikunjungi Rakyat & Pejabat: 'Jokowi Memberhalakan Diri?'
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Nyaris setiap hari rumah kediaman Joko Widodo di Jalan Kutai Utara I Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dikunjungi masyarakat, kerabat, sahabat, aparat, hingga pejabat.
Entah apakah kunjungan itu natural ataukah direkayasa.
Ada yang memaknai, jika natural maka mereka yang berkunjung itu hendak memberhalakan Jokowi atau menjadikan Presiden ke-7 RI itu sebagai berhala.
Jika direkayasa, berarti Jokowi mau memberhalakan diri atau menjadikan dirinya sebagai berhala.
Maklum, kini Jokowi bukan siapa-siapa lagi. Ia orang awam seperti manusia pada umumnya.
Ia hanya seorang mantan Presiden sebagaimana Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono yang tak setiap hari rumahnya dikunjungi.
Hanya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang setiap hari dikunjungi.
Tapi itu pun makamnya di Jombang, Jawa Timur, bukan rumah kediamannya di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Berhala berarti patung atau benda yang dianggap suci dan disembah, baik itu benda fisik seperti patung, atau benda abstrak yang dianggap lebih penting daripada Tuhan.
Dalam konteks agama, berhala adalah segala sesuatu yang disembah selain Tuhan.
Teranyar, yang berkunjung ke rumah Jokowi adalah para Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65.
Entah apa korelasi dan relevansinya. Mungkin Jokowi dianggap punya kapasitas. Yang jelas dia sudah tak punya otoritas.
Apa karena Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ingin menunjukkan rasa hormatnya kepada Jokowi? Ia merasa berutang budi.
Maklum, Listyo Sigit diangkat sebagai Kapolri semasa Jokowi menjabat Presiden, dan berlanjut hingga kini saat Prabowo Subianto menjadi Presiden.
Artinya, dipertahankannya Listyo Sigit sebagai Kapolri dapat ditafsirkan atas rekomendasi Jokowi.
Mengapa pula yang dikunjungi Serdik Sespimmen Polri itu bukan Presiden Prabowo?
Bekas Komandan Jenderal Kopassus itu jelas punya otoritas, dan juga tentu saja punya kapasitas.
Mengapa pula mantan Presiden lainnya tidak mereka kunjungi, seperti Megawati dan SBY? Di sinilah muncul dugaan Listyo Sigit hendak memberhalakan Jokowi.
Sebelum ini, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo berkunjung ke kediaman Jokowi di Solo.
Pertama, saat momentum halal bihalal Idul Fitri 1446 H, dan kedua saat Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara di Timur Tengah.
Adalah menteri-menteri loyalis Jokowi yang mengunjungi wong Solo itu seperti Bahlil Lahadalia, Budi Arie Setiadi, Sri Mulyani Indrawati, Zulkifli Hasan, Pratikno, Sakti Wahyu Trenggono dan Budi Gunadi Sadikin.
Dua menteri terakhir ini bahkan menyebut Jokowi sebagai “bos”.
Akhirnya, kunjungan para menteri itu memunculkan dua isu sekaligus: matahari kembar dan kudeta!
Matahari kembar dimaksud adalah adanya dua sosok yang sangat berpengaruh di pemerintahan, yakni Prabowo dan Jokowi.
Mungkin karena sering cawe-cawe, maka pengaruh Jokowi di pemerintahan Prabowo masih cukup kuat. Apalagi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka adalah anak Jokowi.
Isu kedua adalah kudeta. Ada spekulasi, pertemuan Jokowi dengan sejumlah loyalisnya itu saat Prabowo ada di luar negeri adalah dalam rangka menyusun strategi untuk menggulingkan Presiden Prabowo.
Entah bagaimana mekanisme kudeta itu. Jokowi disebut hendak mendudukkan Gibran sebagai Presiden, menggantikan Prabowo.
Cepat atau lambat, Jokowi nyaris dapat dipastikan akan pecah kongsi dengan Prabowo. Paling lambat menjelang Pemilihan Presiden 2029 mendatang.
Musababnya, Jokowi akan mengajukan Gibran sebagai calon presiden, bertarung dengan Prabowo.
Bukan tipe Jokowi untuk sabar menunggu hingga 2034, di mana pada 2029 Gibran akan kembali menjadi calon wakil presidennya Prabowo, dan baru pada Pilpres 2034, Gibran akan maju sebagai capres.
Jangankan Kapolri dan para menteri, Prabowo sendiri saja memberhalakan Jokowi.
Maklum, ia berutang budi kepada wong Solo itu saat Pilpres 2024, di mana atas dukungan suami dari Iriana itu, Prabowo terpilih.
Maka jangan heran jika dalam banyak kesempatan Prabowo memuji-muji Jokowi. Hidup Jokowi!
***
Artikel Terkait
Lisa Mariana Rayakan Hari Kartini Pakai Baju Seksi, Banjir Hujatan: Kartini Menangis Lihat Ini
Jokowi: Matahari Hanya Satu, Presiden Prabowo Subianto!
PAN Ogah Dukung Gibran di Pemilu 2029, Begini Respons PDIP
MA Tolak Kasasi Yudha Arfandi, Pembunuh Dante Anak Tamara Tyasmara!