Ribuan massa aksi dari warga masyarakat Bogor tumpah ruah di depan Lapangan Tegar Beriman Kabupaten Bogor Jawa Barat pada, Minggu 20 April 2025. Aksi bertajuk "dari Bogor untuk Gaza Palestina" itu dihadiri sejumlah tokoh masyarakat kabupaten Bogor dari berbagai lapisan masyarakat.
Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun turut menjadi salah satu peserta aksi. Ia bahkan ikut berorasi di hadapan ribuan warga Kabupaten Bogor.
Dalam orasinya, Ubedilah menyerukan agar para akademisi Indonesia ikut bersuara membela Palestina. Setidaknya, ada empat alasan para akademisi harus membela Palestina.
"Argumen kemanusiaan, argumen sejarah, argumen konstitusi, dan argumen empirik tentang banyaknya korban genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina," kata Ubedilah.
Ubedilah menjelaskan, dalam Pasal 3 Universal Declaration of Human Rights ditegaskan bahwa setiap individu manusia memiliki hak atas kehidupan, kebebasan, dan keamanan.
"Karena itu kita sesungguhnya menagih dunia untuk berpihak bahwa apa yang dilakukan Israel kepada bangsa Palestina itu sesungguhnya melanggar kemanusiaan, kejahatan kemanusiaan," tegas Ubedilah.
Secara historis, tokoh-tokoh pejuang dan ulama Palestina telah memberikan dukungan atas kemerdekaan Indonesia secara de facto sebelum bangsa ini merdeka.
"Mereka memberikan informasi dan mengajak negara-negara Timur Tengah untuk memberikan dukungan kemerdekaan bagi Indonesia," kata Ubedilah.
Selanjutnya secara konstitusional di dalam Pembukaan UUD 1945 juga telah ditegaskan, kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai perikemanusiaan dan perikeadilan.
"Karena itu kita melawan dan menolak penjajahan Israel," tegas Ubedilah.
Ubedilah lantas mengutip pernyataan Presiden Soekarno atau Bung Karno atas kepeduliannya terhadap kemerdekaan Palestina.
"Bung Karno Proklamator kita pernah menyatakan bahwa sepanjang kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka sepanjang itu pula kita berdiri tegak untuk menentang penjajahan Israel," tutur Ubedilah.
Sementara secara empirik, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mencatat bahwa lebih dari 1,5 juta warga Palestina hidup dalam pengungsian yang kekurangan makanan, air dan lain-lain.
Bahkan ratusan ribu warga Palestina luka-luka, lebih dari 20 ribu warga cacat permanen. Kemudian, hampir 50 ribu warga Palestina gugur dibombardir Israel, mayoritas perempuan dan anak-anak.
"Itu adalah bukti empirik yang tidak bisa dibantah bahwa itu genosida yang dilakukan Israel," pungkas Ubedilah.
Sumber: rmol
Foto: Ubedilah Badrun/Net
Artikel Terkait
Korban Pelecehan Seksual Polisikan Tenaga Ahli Anggota DPRD Jakarta
Ruben Onsu Mulai Posesif, Ivan Gunawan Kasih Bukti Chat
Chef Arnold Ngaku Dikasih Lihat Ijazah Asli Jokowi Saat Sambangi Rumah di Solo: Saya Ngintip...
Duh, Siswi SMP di Pringsewu Jadi Korban Kekerasan Teman Sendiri