Bayangkan sebuah ambulans melaju kencang membawa pasien kritis, sirinenya
meraung membelah jalanan. Namun di tengah misi penyelamatan nyawa ini, sang
pengemudi justru dihantui kekhawatiran: tilang elektronik alias Electronic
Traffic Law Enforcement (ETLE). Ironis memang, ketika teknologi yang
seharusnya membantu malah berpotensi menghambat tugas mulia para penolong.
Namun kabar baik datang dari koridor Polda Metro Jaya. AKBP Ojo Ruslani,
sang Kasubdit Gakkum Ditlantas, menghadirkan solusi cerdas yang disambut
hangat kalangan medis. "Kami membuka jalur khusus untuk ambulans," ujarnya,
memberikan secercah harapan bagi para pengemudi ambulans yang selama ini
gamang antara menyelamatkan nyawa atau terjerat tilang elektronik.
Kisah Kamera yang "Buta Darurat"
Sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) memang seperti mata yang
tajam namun "buta darurat".
Ia hanya membaca plat nomor, tanpa mampu membedakan apakah itu mobil pribadi
atau ambulans dalam misi penyelamatan. Seperti robot yang kaku, ia mencatat
setiap pelanggaran tanpa memahami konteks kemanusiaan di baliknya.
Terobosan Baru: Solusi Digital untuk Pahlawan Beroda Empat
Kini, sebuah email khusus - [email protected] - menjadi
pintu gerbang kemudahan bagi para pengelola ambulans.
Cukup dengan mengirimkan beberapa dokumen penting, ambulans bisa terbebas
dari jerat tilang elektronik. Bukan hanya itu, mereka juga mendapat akses
istimewa ke jalur busway dan bebas aturan ganjil-genap.
"Untuk ke depan agar mobil ambulans/mobil jenazah tidak terkena tilang ETLE
saya akan menshare alamat email yang harus diisi oleh rekan-rekan pengelola
mobil ambulans di mana di situ ada format yang harus diisi nomor polisinya
berapa, kendaraan tahun berapa kemudian foto dan STNK tolong dilampirkan di
dalam format itu email yang nanti kami akan share," ungkap Ojo dikutip laman
Instagram TMC Polda Metro Jaya.
Jalan Keluar untuk yang Terlanjur Terjaring
Bagi ambulans yang sudah terlanjur terkena tilang? Jangan khawatir! Website
ETLE Polda Metro Jaya menyediakan fitur sanggahan yang mudah diakses.
Seperti tombol "undo" dalam permainan, fitur ini memberikan kesempatan kedua
bagi mereka yang terjerat saat menjalankan tugas mulia.
"Silakan rekan-rekan pengelola atau mungkin pengemudinya sendiri bisa
melakukan klarifikasi atau sanggahan secara resmi di dalam webstie etle pmj.
nanti akan muncul di bagian paling bwah warna kuning di situ bisa diklik
kemudian kita melakukan sanggahan di ruang tersebut," jelas Ojo.
Teknologi dan Kemanusiaan: Mencari Titik Temu
Inisiatif ini adalah bukti nyata bahwa teknologi dan kemanusiaan bisa
berjalan seiring. Seperti sebuah orkestra, dimana setiap instrumen harus
bermain harmonis, sistem keamanan lalu lintas pun harus bisa "berkolaborasi"
dengan kepentingan darurat medis.
Menatap Masa Depan
Bayangkan sebuah sistem ETLE yang lebih cerdas di masa depan. Sistem yang
bisa membedakan ambulans dari kendaraan biasa, yang memahami konteks
darurat, dan secara otomatis memberikan pengecualian. Teknologi yang tidak
hanya pintar, tapi juga berempati.
Penutup
Di tengah hiruk pikuk kota metropolitan, ambulans tetap harus bisa melaju
tanpa ragu. Karena setiap detik berharga, setiap nyawa tak ternilai. Dengan
adanya solusi cerdas ini, para pengemudi ambulans bisa fokus pada apa yang
paling penting: menyelamatkan nyawa, tanpa perlu khawatir tentang tilang
elektronik yang mengintai.
Inilah cerita tentang bagaimana teknologi belajar untuk lebih manusiawi,
tentang sistem yang beradaptasi demi kebaikan bersama. Karena pada akhirnya,
kemajuan teknologi seharusnya memudahkan, bukan mempersulit, terutama bagi
mereka yang berjuang di garis depan penyelamatan nyawa.
Sumber:
suara
Foto: Foto tilang elektronik atau ETLE yang menggambarkan sebuah ambulans
melakukan pelanggaran lalu-lintar. [Antara]
Artikel Terkait
Cerita Mentan Amran Pernah Ditegur Wapres Gara-Gara Tutup Perusahaan Mafia Beras
Macet di Tanjung Priok Bikin Resah, Pramono Minta Maaf
Ridwan Kamil Laporkan Lisa Mariana ke Bareskrim
Viral di Media Sosial X Penampakan Tugu Titik Nol IKN Bertuliskan Lorem Ipsum, Apa Artinya?