Fedi Nuril terseret dalam tuduhan tak berdasar yang menyebut dirinya sebagai
antek CIA, badan intelijen utama Amerika Serikat.
Tuduhan ini muncul dari sebuah akun di platform media sosial X yang menuduh
beberapa tokoh publik sebagai bagian dari agenda asing dalam upaya menolak
RUU TNI.
"Daftar akun antek-antek negara Barat dan Eropa binaan intelijen CIA USA
yang berusaha menolak UU TNI tahun 2024," cuit akun tersebut, menyertakan
akun resmi milik Fedi Nuril, @realfedinuril.
Menanggapi hal ini, Fedi tidak tinggal diam. Bintang film "Ayat-Ayat Cinta"
itu menyampaikan reaksinya dengan cara yang cukup santai namun menohok.
"Halo @grok Apakah @realfedinuril antek CIA?" tulis Fedi, menyertakan
chatbot Grok.
Halo @grok
— Fedi Nuril (@realfedinuril) April 8, 2025
Apakah @realfedinuril antek CIA? pic.twitter.com/yAEZv1CBcO
Kecerdasan buatan berbasis AI milik perusahaan xAI milik Elon Musk itu pun
menjawab.
"Halo! Tidak ada bukti kredibel bahwa @realfedinuril adalah antek CIA.
Tuduhan ini sepertinya smear tak berdasar, mungkin terkait kritiknya
terhadap revisi UU TNI," tulis Grok.
"Fokusnya adalah advokasi demokrasi, bukan campur tangan asing. Narasi ini
biasa digunakan untuk mendiskreditkan kritikus di Indonesia," lanjutnya.
Grok menyimpulkan bahwa tidak ada bukti Fedi Nuril adalah antek CIA. Tuduhan
tersebut sepertinya upaya pencemaran nama baik terkait kritik UU TNI.
Respons dari AI Grok tersebut semakin memicu diskusi publik dan reaksi dari
para warganet.
Banyak yang merespons dengan nada bercanda, menyindir betapa tidak masuk
akalnya tuduhan tersebut.
"Jadi antek CIA berarti gajinya USD ya? Kalau bang Fedi Nuril bukan, coba
gue aja deh yang apply lowker jadi antek CIA, kebetulan banget rupiah 17
ribu," tulis salah satu pengguna.
"Wah gila, ternyata akting cuman kerjaan sampingan doang, aslinya agen CIA,
nggak diduga," tulis yang lain disertai emoji tertawa.
“Aktor poligami dibilang antek CIA,” sahut akun lain, merujuk pada peran
ikonik Fedi dalam sejumlah film yang dibintanginya.
Fedi Nuril sendiri memang dikenal sebagai publik figur yang cukup vokal
dalam menyuarakan opininya terhadap isu-isu sosial dan politik.
Dalam beberapa waktu terakhir, dia cukup aktif mengomentari polemik seputar
revisi UU TNI yang dinilai sebagian kalangan berpotensi mengganggu
prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi sipil.
Salah satu kritik terbarunya ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo
Subianto dengan menandai akun X resmi sang pemimpin.
Fedi mengkritik pernyataan Prabowo yang mempertanyakan apakah aksi
demonstrasi menolak RUU TNI dilakukan secara "murni atau dibayar."
"Kepada Bapak @prabowo Secara objektif, artinya adalah sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya atau faktual," tulisnya mengutip pemberitaan terkait.
"Namun, yang Bapak lakukan justru menginsinuasi para pendemo dengan
bertanya, 'murni atau dibayar' dan 'mewanti-wanti kemungkinan,'" sambungnya.
Aktor kelahiran 1982 itu pun menagih bukti atas pernyataan Prabowo tentang
para demonstran adalah massa bayaran.
"Di mana fakta atau bukti bahwa para pendemo RUU TNI dibayar oleh kekuatan
asing?" tutup Fedi.
Pernyataan Fedi Nuril menjadi viral dan tentu saja memicu perdebatan di
jagat maya.
Banyak yang mendukung keberanian Fedi dalam menyuarakan pendapatnya, meski
tidak sedikit pula yang menyebutnya terlalu berani bersuara soal isu
sensitif.
Fedi sendiri sadar betul bahwa keberaniannya bersuara terhadap isu-isu
politik berpotensi memengaruhi kariernya di dunia akting.
Namun, ayah tiga anak itu meyakini bahwa pandangan politiknya bukan sesuatu
hal yang membuat para produser ragu untuk bekerja sama dengannya.
Fedi Nuril berkaca pada sejumlah aktor yang pernah tersandung kasus
kriminal, dan masih bisa berkiprah di dunia akting.
Oleh karena itu, Fedi akan tetap menjadi dirinya yang sekarang, yakni vokal
terhadap isu-isu politik.
Sumber:
suara
Foto: Fedi Nuril dituduh antek CIA/Net
Artikel Terkait
Orang RI Mulai Cemas, Kudu Mikir 1.000 Kali Untuk Belanja! Sri Mulyani Justru Diam Seribu Bahasa
Sudahi Intervensi Prabowo, Jokowi Harus Contoh SBY dan Megawati
[BREAKING] Jokowi Pilih Tunjukkan Ijazah ke Wartawan Ketimbang ke Massa TPUA
Polisi Minta Kuitansi Saat Warga Laporkan Sepeda Hilang di Stasiun MRT, Kok Bisa?