Dosen NTU Singapura: Si Gemoy Tiba-tiba Bikin Sarasehan, Isinya Kampanye, Rencana Konkret Sunyi Senyap

- Selasa, 08 April 2025 | 23:10 WIB
Dosen NTU Singapura: Si Gemoy Tiba-tiba Bikin Sarasehan, Isinya Kampanye, Rencana Konkret Sunyi Senyap


Kejutan politik kembali mewarnai dinamika nasional ketika Si Gemoy menggelar sebuah sarasehan dengan mengundang 7 Pemred. Namun dosen Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Prof. Sulfikar Amir, menilai sarasehan tersebut lebih menyerupai ajang kampanye terselubung ketimbang forum kebijakan yang serius.

“Kalau ini disebut sarasehan untuk merespons krisis ekonomi dunia, maka kita patut bertanya: di mana substansinya? Isinya banyak retorika, tepuk tangan, jargon, tapi nyaris tidak ada arah kebijakan yang konkret,” ujar Prof. Sulfikar dalam pernyataan yang ia unggah di platform X (dulu Twitter) dan mendapat perhatian luas dari warganet.

Dalam pidatonya, “Si Gemoy” membuka dengan pembahasan ringan seputar gejolak ekonomi global—penurunan permintaan di Tiongkok, fluktuasi harga komoditas, hingga perang dagang AS-Tiongkok. Namun, seiring berjalannya acara, nuansa diskusi bergeser menjadi parade pujian terhadap kebijakan populis yang pernah ia usulkan, diselingi sentilan-sentilan halus kepada para pesaing politiknya.

Reaksi publik beragam. Sejumlah pengguna media sosial mempertanyakan sumber pendanaan acara tersebut. “Kalau pakai APBN, kenapa isinya seperti kampanye pribadi?” tanya seorang warganet. Di sisi lain, para pendukung Si Gemoy membela acara ini sebagai bentuk “komunikasi langsung pemimpin kepada rakyat.”

Namun, polemik tak terbendung. Beberapa pengamat komunikasi politik melihat ini sebagai bagian dari upaya membentuk persepsi publik sejak dini.

Tak hanya retorika, kritik juga menyasar pada ketiadaan peta jalan yang konkret. Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu, masyarakat berharap ada kejelasan arah: strategi stabilisasi harga pangan, rencana cadangan energi, insentif UMKM, dan kebijakan fiskal yang adaptif.

Foto: Prof Sulfikar Amir (IST)

Komentar