Presiden Jokowi banyak dikritik terkait manuvernya yang terlalu jauh dalam penentuan capres-cawapres, termasuk koalisi partai politik. Jokowi setidaknya mengendorse dua kandidat capres yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Politikus PDIP, Adian Napitupulu, menyebut Jokowi sebagai kepala negara memang harus netral dalam Pilpres. Tapi saat yang sama, Jokowi juga kader PDIP.
"Secara konstitusional maka Presiden sebagai Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan harus bersikap netral dan tidak berpihak dengan mengumumkan di depan umum," ucap Adian dalam rilisnya Minggu (21/5).
"Lalu bagaimana dengan sikap Jokowi sebagai kader partai?. Untuk menjawab ini ada banyak argumentasi yang bisa disampaikan kenapa seorang kader partai wajib menjalankan keputusan partai dan itu berlaku di semua partai tidak hanya PDI Perjuangan," imbuhnya.
Adian lalu mengurai argumentasi sejarah bahwa dalam perjalanan hidup Jokowi, PDI Perjuangan adalah partai pengusung yang bersama rakyat telah membawa Jokowi dan keluarga mendapatkan 7 kali kemenangan tanpa putus.
Yaitu 2 kali menjadi wali kota, 1 kali menjadi Gubernur DKI, dan 2 kali menjadi Presiden RI. Di luar itu PDI Perjuangan sebagai partai pengusung juga berjuang membawa baik Gibran maupun Bobby menjadi wali kota Solo dan Wali kota Medan.
"Sempurna!! 7 kemenangan untuk Jokowi dan keluarganya di persembahkan oleh PDI Perjuangan dengan seluruh kader-kadernya," ujar Koordinator Relawan Ganjar Capres itu.
Menurutnya, untuk 7 kemenangan itu, tidak sedetik pun PDIP meninggalkan Jokowi. Seluruh kader PDIP hingga tingkat anak ranting bergotong-royong sebisa-bisanya, mencetak atribut, berkeliling dari pintu ke pintu meyakinkan pemilih orang demi orang.
"Apakah hanya itu? Tidak! Ketiga semua kader PDI Perjuangan di semua tingkat hingga DPR RI juga berjibaku mengamankan semua kebijakan Jokowi, Gibran, maupun Bobby. Membela Presiden Jokowi, Gibran, dan Bobby di berbagai ruang saat dihina, difitnah dan dibully apakah itu dalam perdebatan di media, perdebatan di dunia maya maupun perdebatan di pos ronda," bebernya.
Aktivis 98 itu menyebut PDIP dengan setia selama 20 tahun membuktikan keberpihakan dan pembelaan bukan hanya pada Jokowi, tapi juga pada anak serta menantunya.
"Saya percaya bahwa dalam lubuk hatinya Jokowi tidak lupakan sejarah itu dan karena itu juga maka saya percaya bahwa keberpihakan Jokowi pada PDI Perjuangan tidak tergoyahkan."- Adian"Jokowi pasti satu nafas sebagai kader partai untuk menjalankan amanat Kongres melalui keputusan Ketua Umum Partai, termasuk didalamnya terhadap calon presiden Ganjar Pranowo.
Adian menyinggung dalam dinamika politik terlihat berkali-kali ada pihak-pihak yang mencoba memecah hubungan Jokowi dan Megawati, Jokowi dengan PDIP, Jokowi dengan relawan, juga PDIP dengan relawan, tapi selama lebih dari 8 tahun saling percaya itu tidak tergoyahkan.
"Hal itu sudah disampaikan sebagaimana pesan Ibu Mega beberapa hari sebelum Jokowi di lantik "Dik Jokowi jangan lihat istana dari sisi terangnya, sisi kewenangan kekuasaannya tetapi lihatlah sisi gelapnya, kenali itu maka Dik Jokowi akan menjadi pemimpin," bebernya.
Adian lalu mengungkap pesan Jokowi agar PDIP menang di Pemilu 2024.
"Saya ingat pembicaraan sesama kader partai, saya dengan Presiden Jokowi di suatu tempat. Saat itu Beliau berkata "2024 kita harus menang mas Adian!" Dan saya bertanya "Kita itu siapa, Pak?" Jokowi menjawab "PDI Perjuangan". Saya yakin Jokowi tidak melupakan percakapan tersebut," tutup politikus asal DKI itu.
Sumber: kumparan.com
Artikel Terkait
Kasus Pemerkosaan oleh Dokter PPDS di RSHS Bandung Diduga Diketahui Satpam
Paula Verhoeven Minta Bantuan Hotman Paris, Ngaku Disudutkan dan Dibuat Malu Se-Indonesia
Pakar Hukum UI Nilai KPK ‘Target’ LaNyalla
Siapa Rusdi Masse? Beri Tuntutan ke Nathalie Holscher Buntut Saweran di Sidrap