WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Bekasi, tengah disorot partainya.
Tri Adhianto dianggap mbalelo, sehingga terbuka peluang karier politiknya 'dihabisi', tak bisa ikut pilkada 2024.
Demikian diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Barat, Ono Surono, buntut ketidakhadiran Tri Adhianto dalam agenda konsolidasi DPD PDIP Jawa Barat, Minggu (14/5/2023).
Menurut Ono, agenda konsolidasi PDIP Jawa Barat itu bersifat wajib, karena dalam rangka pemenangan Pilpres 2024.
"Saya awalnya tidak tahu, terus setelahnya baru tahu (tidak hadir). Kita akan memberikan laporan kegiatan ke DPP Partai termasuk terkait dengan siapa yang tidak hadir," kata Ono Surono, Selasa (16/5/2023).
Menurut Ono, agenda konsolidasi yang digelar di Bandung, Jawa Barat itu, dihadiri oleh semua pengurus DPP, DPD, DPC, PAC, ranting, baik dari tingkat pusat hingga tingkat desa.
Bahkan, Kepala Daerah dan Wakil Kepada Daerah hingga legislatif se-Jawa Barat dari PDIP hadir, kecuali Tri Adhianto.
Baca juga: Salah Lafalkan Sila ke 4 Pancasila, Ini Alasan Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto
Menurut Ono, bagi yang tidak hadir sebenarnya diwajibkan untuk memberikan informasi secara lisan maupun tertulis kepada DPD PDIP Jawa Barat.
Hanya saja, Tri Adhianto tidak menyampaikan keterangan apa pun, padahal kegiatan tersebut sifatnya wajib.
"Belum ada (laporan), makanya saya baru tahu kemarin. Karena tidak ada permintaan izin tidak hadir," katanya.
Menurut Ono, Tri Adhianto selama ini kurang disiplin, karena berdasarkan catatan yang ada sudah lima kali absen dari agenda rapat penting PDIP Jawa Barat.
Baca juga: Bappilu PDIP Jabar Usung Tri Adhianto Sebagai Calon Tunggal Pilkada 2024 di Bekasi
"Sudah sering, ya mungkin sekitar lima kali lah ya," ujarnya.
Padahal, Tri Adhianto yang saat ini menjabat sebagai Plt Wali Kota Bekasi, juga digadang-gandang masuk dalam bursa pilkada 2024.
Menyikapi hal itu, kata Ono, setiap partai memiliki penilaian kinerja terhadap kadernya.
Jadi kader yang ingin menduduki jabatan, partai akan melakukan scoring.
"Kader partai yang ingin menduduki atau diberikan penugasan kepada dia untuk posisi apapun, pasti partai akan melakukan scoring dan akan melakukan pengimbangan terkait dengan kinerja mereka. Jadi pasti ada penilaian terkait dengan siapapun yang akan ditugaskan," katanya.
Mengenai sanksi apa yang akan dijatuhkan pada Tri Adhianto, kata Ono, pihaknya masih menunggu arahan dari DPP PDIP.
"Intinya bahwa DPD menunggu arahan selanjutnya dari DPP terkait langkah-langkah apa yang akan kita lakukan," ujarnya.
"Apakah nanti diminta untuk DPD mengundang pak Tri untuk klarifikasi, lalu hasil klarifikasi itu kita laporkan ke DPP atau misalnya sanksi itu diberikan cukup oleh DPD saja nanti kita tunggu arahan dari DPP," imbuhnya.
Hadiri Nikah Massal
Informasi yang didapat oleh Ono, terkait ketidakhadiran Tri Adhianto sebagai Ketua DPC PDIP dalam agenda konsolidasi PDIP Jawa Barat, lantaran ada kegiatan nikah massal juara di Stadion Patriot Candrabhaga.
Namun, ia menyangkan tidak ada informasi yang disampaikan.
"Untuk sanksi terkait yang tidak hadir makanya hari ini Insya Allah mudah-mudahan DPD berkirim surat ke Partai terkait dengan laporan kegiatan kemarin nah kita akan menunggu arahan DPP Partai seperti apa," ucapnya.
Tri Adhianto Soal Ganjar
Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan sebagai kader tentunya akan ikuti perintah Megawati Soekarnoputri untuk sukseskan Pemilu 2024.
"Tentunya sebagai kader, petugas partai, kepala daerah ya kita sukseskan untuk kemudian kita sama-sama bergotong royong berjuang untuk menuju 2024," katanya.
Ganjar Pranowo sejauh ini secara popularitas dan elektabilitas sudah memiliki catatan tersendiri.
Apalagi setelah ditetapkan sebagai Capres, tentunya Ganjar Pranowo memang di pilih karena telah sesuai dengan apa yang diinginkan partai.
"Saya kira pak Ganjar sudah memiliki satu track record yang bisa dilihat bagaimana kinerja keberhasilan dan lain-lain," ujarnya.
"Sehingga saya kira tidak ada yang perlu di branding lagi karena warga masyarakatsudah tahu apa yang dikerjakan oleh beliau," imbuhnya.
Sebagai kepala daerah di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dianggap Tri Adhianto telah menunjukkan pembangunan yang cukup signifikan bagi Jawa Tengah.
Bahkan Ganjar Pranowo dianggap mampu sejahterakan masyarakat.
"Kita juga dapat melihat Jawa tengah perkembangannya cukup signifikan mampu mensejahterakan masyarakatnya," ujarnya.
Menurut Tri Adhianto, sosok Ganjar Pranowo yang dianggap Humbel dan dianggap merakyat.
Ganjar Pranowo juga dianggap selama ini selalu konsisten akan tugasnya.
Maka dari itu apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo jadi contoh dirinya sebagai Kepala Daerah.
"Suatu bentuk bagaimana beliau juga menekankan birokrasi yang bersih, birokrasi yang berwibawa, kemudian merakyat, birokrasi yang responsif dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Sumber: wartakota.tribunnews.com
Artikel Terkait
Cerita Mentan Amran Ditegur Wapres Gara-Gara Tutup Perusahaan Milik Mafia Beras
Kasus Pemerkosaan oleh Dokter PPDS di RSHS Bandung Diduga Diketahui Satpam
Paula Verhoeven Minta Bantuan Hotman Paris, Ngaku Disudutkan dan Dibuat Malu Se-Indonesia
Pakar Hukum UI Nilai KPK ‘Target’ LaNyalla