DENPASAR – Beredar isu kader Partai Nasdem banyak yang mengundurkan diri dari bakal calon legislatif (bacaleg) dan keanggotaan partai. Ini buntut dari keluarnya Ketua DPD Partai Nasdem Kota Denpasar, I Dewa Nyoman Budiasa (DNB) dari partai besutan Surya Paloh tersebut.
Dikonfirmasi langsung dengan Dewa Nyoman Budiasa, pihaknya mengaku tidak ada mengajak orang lain untuk ikut mundur. Menurutnya, kemungkinan yang ikut mundur memiliki pandangan yang sama dalam berorganisasi. “Tidak mesti yang lain mundur karena ikut-ikutan,” ucapnya.
Usai mengundurkan diri, Dewa Budiasa mengaku sibuk mengurus keluarga. Disinggung apakah pindah ke partai? Dewa mengatakan belum ada rencana masuk ke partai politik. “Sementara belum. Saya kembali beraktivitas normal dulu bersama keluarga. Saya masih berkompromi dengan diri dan keluarga,” terangnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah dengan Ketua DPD Partai Nasdem Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Gede Widiada mengatakan pihaknya baru menerima pengunduran diri Dewa Nyoman Budiasa. Sementara untuk yang lain pihaknya belum mengecek karena ada kesibukan upacara adat. “Suratnya baru Pak Dewa Budi. Ya karena saya sibuk di pura, jangan terganggu dulu supaya selesai upacara,” ucapnya.
Menurutnya, keluarnya Dewa Budiasa akan memberikan dampak terhadap anggota lainnya, karena dia menjabat sebagai ketua DPD Nasdem Denpasar. Penglingsir Puri Peguyangan ini menambahkan, sebelumnya para anggota berkomitmen untuk membesarkan partai yang artinya tidak mempersoalkan nomor urut. “Itu komitmen dalam rapat, Bu Juli (Ketua DPW Partai Nasdem Bali) meminta bantuan kepada semua kader dan kader siap. Kalau ada intrik lain, saya sebagai Wakabid Bapilu yang saya yakini yang ada di hadapan ketua dan sekwil,” ucap Anggota DPRD Kota Denpasar ini.
Gung Widiada-sapaan akrabnya- membenarkan ada isu kader Nasdem Denpasar yang ikut mengundurkan diri. Namun, sampai saat ini surat resmi yang diterima dari Dewa Nyoman Budiasa. “Surat dari pegawai sekretariat baru Pak Dewa Budi saja,” kata Gung Widiada.
Ia menerangkan problematika yang terjadi sehingga adanya kader mengundurkan diri disebabkan sistem politik hari ini yang intersubjektif. Perihal nomorisasi dan juga rumor sistem pemilihan. Ada yang ingin mendapatkan nomor terbaik. Terlebih juga ada informasi sistem pemilihan akan menggunakan proporsional terbuka dan tertutup. “Semua ada keinginan ada harapan mendapatkan nomor yang baik. Terlebih ada informasi apakah sistem terbuka dan tertutup. Dengarnya teman-teman yang bilang begitu (terkait penomeran,red) kalau sistem terbuka di nomor berapa harus siap, ini sistem yang berproses di MK,” tandasnya. (feb)
Sumber: radarbali.jawapos.com
Artikel Terkait
ANEH! Guru Besar Unnes Unggah Ijazah S1 UGM Miliknya, Tapi Kok Beda Dengan Milik Jokowi?
Jokowi Pamerkan Ijazah SD hingga Kuliah di UGM: SMA, Saya Juara Umum!
Jokowi Larang Wartawan Foto Ijazah dan Ancam Penebar Fitnah
Disebut Mirip Gibran, TikToker Ini Punya Ibu dengan Wajah Seperti Iriana