JK Ungkap Biaya yang Keluar saat Jadi Cawapres Capai Rp3 Triliun

- Sabtu, 13 Mei 2023 | 02:30 WIB
JK Ungkap Biaya yang Keluar saat Jadi Cawapres Capai Rp3 Triliun

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK ungkap biaya yang dikeluarkan untuk modal Pilpres.

Diketahui JK memiliki pengalaman dua kali maju di pemilihan Presiden sebagai Wakil Presiden.

Dari pengalamannya di tahun 2014 JK mengakui menghabiskan uang triliunan rupiah untuk biaya modal Pilpres.

Hal tersebut diceritakan JK saat wawancara� khusus bersama Direktur Pemberitaan Tribun-Network Febby Mahendra Putra di kediaman JK di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan Jumat (12/5/2023) seperti dikutip Tribunnews.com.

JK menceritakan ketika 2014 lalu, ketika berkontestasi di Pilpres menjadi�cawapres�Jokowi, dia mengeluarkan dana sekira Rp 3 triliun.

Dana itu dikeluarkan paling banyak untuk saksi-saksi di tempat pemungutan suara (TPS) untuk mengawal perhitungan suara.

Biaya untuk saksi sebesar Rp1 triliun sisanya Rp2 triliun untuk biaya kampanye.

Baca juga: VIDEO : PPP Respon Kritik Jusuf Kalla ke Presiden Jokowi yang Dianggap Campuri Urusan Pilpres 2024

"Saksi, itu sudah lebih dari Rp1 triliun. Selebihnya buat�kampanye. Kira-kira ya Rp3 triliun," kata dia.

Lebih lanjut, elite senior Partai Golkar itu mengatakan yang paling utama dari seorang�capres�dan�cawapres�bukanlah dana besar, melainkan keterkenalan secara individu, bahkan sebelum si�capres-cawapres itu berkampanye.

"Punya pengalaman, dan dikenal, bukan mau�kampanye�baru dikenal," kata dia.

Saat menjabat Menkokesra di era Presiden Megawati, JK mengatakan sudah meninggalkan warisan karena dikenal sebagai juru damai sejumlah peristiwa konflik.

"Waktu itu saya Menkokesra kan, contohnya ya saya damaikan konflik Poso, Ambon, ya orang kenal saya itu sebagai juru damai. Jadi ada legacy orang mengenalnya," kata dia.

Selain itu, karena bergerak di bidang keumatan dan keagamaan, JK sering keluar masuk pondok pesantren dan itu bukan sesuatu yang terjadi ketika masa�kampanye�saja.

"Kalau saya masuk pesantren itu biasa bukan tiba-tiba, tapi masyarakat ya melihat juga," tandasnya.

Sumber: wartakota.tribunnews.com

Komentar