RADARTUBAN- Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Surabaya sekarang ini tengah mengembangkan metode terapi stem cell atau sel punca untuk mengobati diabetes melitus tipe 2.
Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Surabaya Purwati mengatakan, penelitiannya
menemukan penggunaan terapi autologus atau diambil dari diri sendiri untuk diri sendiri. ‘’Stem cell dapat membantu menurunkan kadar gula darah dengan sangat signifikan," kata dia.
Purwati menjelaskan, terapi stem cell dilakukan dengan memasukkan stem cell ke pankreas dan secara bertahap kinerja pankreas dalam memproduksi insulin atau hormon yang membantu glukosa dari makanan masuk ke sel untuk menghasilkan energi, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.
Purwati mengungkapkan stem cell atau yang dikenal dengan sell punca adalah terapi pengembangan sel induk dari tubuh yang bisa memulihkan sel-sel tubuh yang rusak akibat penyakit berat.
Menurut dia, peneliti menemukan bahwa terapi autologus stem cell dapat menurunkan level gula darah jika dilakukan selama tiga bulan.
Baca Juga: Efektifkan Metode Terapi Akupunktur bagi Pasien Stroke? Berikut Pandangan Praktisi
Purwati juga memaparkan, angka penderita diabetes melitus tipe 2 di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 2015, Indonesia menjadi negara dengan tingkat penderita diabetes ketujuh tertinggi di dunia.
"Diabetes melitus tipe 2 sendiri dikenal sebagai penyakit pembunuh senyap yang bisa menyebabkan disfungsi, gagal organ, hingga kerusakan berbagai bagian tubuh. Adapun terapi pengobatan yang lumrah digunakan untuk penyakit ini adalah penggunaan obat-obatan penurun kadar gula darah serta insulin," ujarnya.
Purwati menyampaikan, penelitian terapi stem cell sebagai salah satu alternatif pengobatan penderita diabetes melitus tipe 2 tersebut melibatkan 40 pasien diabetes dengan usia antara 30-79 tahun. Para pasien kemudian disuntikkan stem cell dengan frekuensi yang berbeda dalam kurun waktu tiga bulan.
Selanjutnya, para pasien akan diukur gula darah puasa dan dua jam sesudah makan, HBA1C (gula dalam tubuh yang menempel pada sel darah merah), dan fungsi pankreas.
"Hasilnya, level gula darah saat berpuasa dan dua jam setelah makan serta HBA1C mengalami penurunan yang sangat signifikan. Karenanya, stem cell bisa menjadi terapi pilihan untuk penderita diabetes melitus tipe 2," tuturnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radartuban.jawapos.com
Artikel Terkait
Ditemukan Pelanggaran, Kemenag Cabut Sertifikat Halal Roti Okko
10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Warisan Utang Menggunung, Tak Sebanding dengan Pertumbuhan
Viral Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, Ini Penyebab serta Pencegahannya
Hasil Uji BPOM: Roti Okko Mengandung Pengawet Ilegal, Roti Aoka Lolos Uji