GELORA.ME - Jurnalis senior Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung menyampaikan pernyataan yang mengangkat isu penting yang tengah menjadi perhatian publik, yaitu dugaan pemalsuan ijazah Presiden Joko Widodo.
Hersubeno menyatakan bahwa isu ini telah memicu perdebatan di masyarakat dan mengundang pro dan kontra.
Dalam tayangan tersebut, ia juga membahas pertemuan antara tiga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mewakili kepentingan publik dalam mempersoalkan masalah ini.
“Saya Hersubeno Arief, hari ini tanggal 15 April 2025, ini memang banyak sekali ditunggu-tunggu oleh publik, terutama berkaitan dengan ijazah Jokowi yang selama ini diduga palsu. Ini pro dan kontra.
Tadi sudah berlangsung pertemuan antara tiga orang alumni UGM yang mewakili kepentingan publik, saya kira mempersoalkan ijazah Jokowi. Nah, orang banyak yang bertanya kepada Bung Rocky Gerung, bagaimana sikap Rocky Gerung terhadap ijazah ini,” ujar Hersubeno, dikutip YouTube Rocky Gerung Rabu (16/4/2025).
Hersubeno kemudian mengajak publik untuk kembali menyimak penjelasan Rocky Gerung yang sebelumnya disampaikan dalam persidangan kasus Bambang Tri dan Gus Nur mengenai masalah ijazah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung menegaskan bahwa dugaan penggunaan ijazah palsu oleh Presiden Jokowi bukan hanya sekadar persoalan administratif semata.
Ia menilai bahwa hal tersebut sangat berkaitan dengan legitimasi moral seorang pemimpin, serta prinsip demokrasi dalam negara hukum.
“Nah itu masalahnya soal administrasi. Kalau administrasi, silahkan cari file saya, kan ada yang keluarkan, mestinya ada file Anda.
Kalau ijazah saya robek bagaimana coba? Jadi dalam soal ijazah tadi itu Pak Jokowi yang mau kita persoalkan: ijazah sebagai tanda beliau pernah sekolah atau tanda beliau pernah berpikir, yang mana?” ujar Rocky.
Rocky lebih lanjut menjelaskan bahwa sebagai kepala negara, Presiden Jokowi harus menunjukkan contoh kejujuran kepada rakyat.
Menurutnya, jika seorang pemimpin negara tidak transparan dan tidak jujur mengenai hal-hal yang penting, hal tersebut akan mencederai prinsip-prinsip dasar demokrasi.
“Karena dia kepala negara, orang tuntut kejujuran. Kalau bukan kepala negara, silahkan berbohong, itu urusannya moral di akhirat. Tapi keadaan kita ingin agar semua pemimpin itu punya track record,” tambah Rocky.
Pernyataan Rocky menegaskan bahwa masalah ini lebih dari sekadar administrasi, tetapi berhubungan dengan kepercayaan publik terhadap institusi kepresidenan dan prinsip kejujuran yang harus dipegang teguh oleh setiap pemimpin negara.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Tiga Pemasok 98 Kg Sabu Jaringan Internasional di Aceh Ditangkap Polisi
Dugaan Korupsi PT Pupuk Rp8,3 Triliun tak Kunjung Diusut, Terkesan Ada yang Mau Diselamatkan
Takut Ijazah Gibran Palsu, Formasi Keluarga Alumni UGM Minta Diverifikasi
Klaim Ijazah Jokowi Asli, Hercules Cocok Jadi Rektor UGM!